Minggu, 25 September 2022
Kisah Sivali Thera
Kamis, 22 September 2022
PELAYANAN KEPADA ORANG SAKIT DAN SAKIT MENJELANG KEMATIAN
PELAYANAN KEPADA ORANG SAKIT
DAN
SAKIT MENJELANG KEMATIAN
oleh: Lily de Silva
Buddhist Publication Society Bodhi Leaves
( BL 132 )
Sang Buddha menasehati murid-muridNya tentang pentingnya pelayanan kepada orang
sakit. Beliau bersabda :"Seseorang yang merawat orang sakit, berarti ia
telah merawat Saya". Pernyataan terkenal ini dibuat oleh Yang Terberkati
saat Beliau menemukan seorang bhikkhu yang sedang berbaring dalam jubah
kotornya. Bhikkhu tersebut dalam keadaan sakit parah karena serangan disentri.
Dengan bantuan Ananda, Sang Buddha mencuci dan membersihkan bhikkhu sakit itu
dengan air hangat. Dalam kesempatan ini, Beliau mengingatkan para bhikkhu bahwa
mereka tidak mempunyai orang tua maupun sanak keluarga yang menjaga mereka,
maka mereka harus menjaga satu sama lain. Jika guru sedang sakit, murid
mempunyai kewajiban untuk menjaganya, dan jika murid sakit, guru berkewajiban
menjaga murid yang sakit. Jika tidak ada guru atau murid, maka masyarakat
berkewajiban menjaga orang sakit (Vin.i,301ff.).
Rabu, 21 September 2022
KISAH DEWA MARA YANG DITAHLUKKAN OLEH BHANTE UPAGUPTA
Vasavattimaradhiraja yang
sekarang menjadi maharaja dari para dewa Mara yang bertinggal di Sorga
Paranimmitavasavatti adalah seorang Bodhisatta yang sedang menyempurnakan
paramathaparami untuk mencapai Kebuddhaan di masa mendatang. Usaha itu telah
dimulainya dalam hitungan asankheyya.
Semasa Sammasambuddha
Kassapa muncul di dunia, Maradhiraja terlahir sebagai seorang manusia yang
bernama Bodhi. Dia bekerja sebagai Senapati utama dan terpercaya dari Maharaja
King-kissa. Karenanya, dia juga dipanggil Bodhisenapati.
Pada suatu hari, Maharaja Kingkissa - yang mempunyai saddha terhadap Buddhasasana - mendengar bahwa Sang Buddha Kassapa sedang masuk ke dalam Nirodhasamapatti yang penuh kebahagiaan selama tujuh hari, di bawah naungan pohon beringin yang amat besar. Mendekati saat keluarnya Sang Buddha dari Nirodhasamapatti, Maharaja berpikir : 'Sang Buddha akan segera mengakhiri samadhi-Nya. Barang siapa mempersembahkan dana pada saat itu, akan mendapat berkah yang besarnya tak terhingga, apapun keinginannya akan tercapai. Saya tak akan menyia-nyiakan saat yang baik ini.' Lalu mengeluarkan perintah dan pengumuman pada rakyatnya.